Arab Saudi – Keajaiban air zamzam telah terbukti melalui pengalaman seorang Jemaah calon haji asal Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel), yaitu Hannah (70). Nenek Hannah sebelumnya mengalami stroke ringan yang membuatnya tidak dapat berjalan dan berbicara, namun tiba-tiba sembuh setelah tiga hari secara rutin mengonsumsi air zamzam. Selain diminum, Nenek Hanna juga menggunakan air zamzam untuk mencuci kedua kaki, tangan, dan wajahnya seperti saat berwudhu.
Setelah mengonsumsi air zamzam selama tiga hari sejak Senin (12/6/2023), keajaiban terjadi pada Hanna. Pada hari Rabu, 14 Juni 2023, tepat setelah Subuh, Hanna tiba-tiba dapat berdiri dan berbicara.
“Ya, Allah terima kasih obat air zamzam, mukjizat ini. Aku sembuh di Tanah Suci-Mu,” ujar Hanna kepada rekan sekamar di Hotel Ruwabi Muna, Sektor Syisyah, Mekkah, Kamis (15/6/2023).
Tiba-tiba, Hannah yang telah sembuh bisa bicara dalam bahasa Bugis dan berjalan perlahan dari ranjangnya. Kejadian ini membuat teman-teman sekamarnya terkejut dan mereka segera memanggil Ketua KBIH Haji Wata Suryani dengan perasaan yang campur aduk.
Dalam keadaan yang penuh sukacita karena kesembuhannya, Hanna segera meminta AKP Ahmad Jafar dan Suryani untuk mengantarnya ke Masjidilharam. Rasa haru dan terima kasih mengalir dalam hati Hanna karena ia merasa telah diberikan keajaiban yang luar biasa.
“Pitupulona tahun masssupajang mengolo Kakbah, tapi de’pa naengka uitai Nak. Pakitatkka kasi.(Sudah 70 tahun lebih saya salat menghadap ke Kakbah, tapi saya tak pernah melihatnya langsung. Antar saya melihatnya Nak. Yang penting uitani (saya sudah lihat) Kakbah, Nak,” kata Ahmad menirukan Hanna.
Permintaan Hanna akhirnya dikabulkan. Dengan hati penuh rasa syukur, Hanna kemudian dibawa ke Masjidil haram. Ahmad, dengan penuh kehati-hatian, tetap membawa kursi roda untuk mengantisipasi kemungkinan yang tidak diinginkan. Terlebih lagi, suasana di Masjidil haram sudah mulai ramai. Dalam perjalanan tersebut, Ahmad dengan penuh keikhlasan mengantarkan Hanna hingga ke pelataran di dalam kawasan Masjidilharam. Tempat tersebut adalah area yang memungkinkan Hanna untuk berdoa dan melihat Kakbah secara langsung.
Kabar tentang kesembuhan nenek berusia 70 tahun ini kemudian dipastikan oleh Ketua Kloter 22 UPG, Samuin, dan juga Pembimbing Ibadah Kloter UPG 22, KH Arief Arfah. Kabar tersebut bahkan membuat heboh Sektor III Syisyah. Dalam hati mereka terasa berbunga-bunga oleh keajaiban yang telah terjadi, dan harapan serta kebahagiaan meluap dalam setiap detak jantung mereka.
“Iya tadi siang kami di sektor dengar juga kabarnya,” kata Ketua Sektor III Syisyah, M Iqbal Ismail.
Pembimbing Ibadah Kloter UPG 22, KH Arief Arfah, mengakui bahwa air zamzam memiliki berbagai khasiat yang luar biasa. Sejak menjadi pemandu jemaah saat masih kuliah di Al Azhar, Mesir, pada pertengahan 1990-an, dirinya telah menyaksikan banyak mukjizat yang terjadi melalui Air Zamzam.
“Zamzam itu punya banyak nama. Ada 12, nama-nama itu semua bermakna mukjizat dan berkah yang tidak ditemukan di air mana pun di dunia ini.” ujar alumnus Al Azhar Kairo ini.
Stroke Ringan
Hanya dua pekan sebelum keberangkatannya menuju Tanah Suci, Hannah mendapatkan vonis bahwa ia mengalami stroke ringan. Saat tiba di Asrama Haji Sudiang, Makassar, yang berjarak sekitar 190 km dari kampung halamannya, Hannah sudah harus mengandalkan kursi roda untuk bergerak.
“Waktu naik bus dari Lapri ke embarkasi haji di Sudiang Makassar, kami sudah didorong pakai kursi roda,” kata Suryani, Ketua KBIH Haji Wata sekaligus anggota DPRD Bone itu.
Selain tidak dapat berjalan dan menggerakkan tangannya, Hanna juga kehilangan kemampuan berbicara. Padahal, Hanna yang sehari-harinya bekerja sebagai petani dan peternak sapi dikenal sebagai sosok yang ramah.
Tim dokter kloter dan klinik kesehatan haji di Asrama Haji Sudiang mengidentifikasi bahwa Hanna mengalami gangguan aliran darah ke otak secara sementara. Dalam istilah medis, gejala stroke ringan ini dikenal sebagai Transient Ischaemic Attack (TIA). “Nenek Hanna berasal dari satu kecamatan di Lamuru. Dia juga merupakan jemaah KBIH Haji Wata yang sama dengan istri saya,” ujar Kapolsek Lamuru, AKP Ahmad Jafar, suami dari Suryani yang selalu membantu mendorong kursi roda Hanna.
Hanna adalah seorang jemaah haji dari Kloter 22 UPG embarkasi Makassar yang termasuk dalam gelombang II. Ia terbang dari Tanah Air pada Sabtu, 10 Juni dan tiba di Makkah pada Minggu, 11 Juni 2023 dini hari. Setelah menjalani umrah qudum, thawaf, dan sai, Hanna selalu mendapatkan pendampingan dan pengawasan dari KBIH, kerabat, dan tetangganya. Karena kondisi fisik Hanna dan keterbatasan dalam mendorong kursi rodanya, diputuskan bahwa Hanna tidak dapat melaksanakan salat lima waktu di Masjidilharam.
Selama tiga hari, Hanna hanya berdiam diri di kamar 606. “Kami memilih untuk melarangnya pergi ke Haram, tetapi dia selalu meminta untuk mendapatkan air Zamzam dari Haram,” kata Kiai Arief Arfah, pembimbing ibadah kloter.