Beritakendari.com – Artikel kali ini akan membahas 6 Tips Ampuh Cara Mengajari Anak Toilet Training Tanpa Drama.
Apa itu Toilet Training ?
Toilet training adalah suatu proses belajar anak buang air kecil (BAK) maupun buang air besar (BAB) di toilet sebagaimana dilakukan oleh orang dewasa. Ditahap ini, anak diajari agar tidak lagi BAK dan BAB di popok, seperti apa yang biasa dilakukannya.
Selain itu, tujuan toilet training selain mengajarkan anak memakai toilet, hal ini juga bagian dari tahapan tumbuh kembang anak.
Toilet Training Diusia Berapa ?
Usia seorang anak tidak bisa menjadi patokan untuk menentukan apakah anak sudah layak untuk diajarkan toilet training atau tidak. Hal ini disebabkan karena setiap anak berbeda dalam tumbuh kembangnya. Namun, pada dasarnya seorang anak siap diajarkan toilet training ketika usianya 1,5 atau 2 tahun.
Bila dibandingkan dengan anak laki-laki, Anak perempuan cenderung memiliki ketertarikan yang lebih untuk diajarkan toilet training, sehingga kemungkinan lebih cepat paham bila dibandingkan anak laki-laki.
Mengetahui kapan sebenarnya anak siap menjalani toilet training, perhatikan kesiapan emosional dan fisiknya. Biasanya ketika anak siap secara fisik, mereka akan mampu mengontrol keinginannya untuk BAK dan BAB.
Tanda Tanda Anak Siap Menjalani Toilet Training
Mengutip dari fimela.com dan alodokter.com, berikut tanda-tanda apabila anak siap jalani Toilet Training :
- Saat ingin buang air, si anak akan bersembunyi mencari tempat yang aman
- Anak Berhenti bergerak ketika sedang buang air di popok
- Popok kering ketika bangun tidur atau setelah 2 jam pemakaian
- Tidak BAB di popok ketika malam hari
- Bagi sebagian anak, akan memberitahu kita ketika mereka ingin buang air
- Sering BAB dalam waktu sama tiap harinya atau pada waktu yang tidak bisa diprediksi
- Anak Menunjukkan tanda ketidaknyamanannya ketika popoknya basah atau kotor dan meminta untuk diganti dengan popok yang baru
- Lebih memilih memakai celana dalam ketimbang popok
- Menunjukkan ketertarikannya ketika Anda memakai kamar mandi
Apabila anak telah menunjukkan tanda-tanda diatas, maka si kecil sudah siap untuk melepas popok mereka dan beralih ke toilet. Meski demikian bukan berarti setiap anak telah siap untuk menjalani toilet training. Ada kalanya sebagian anak belum siap menjalaninya, terutama jika mereka merespons setiap permintaan orang tua dengan kata ‘tidak’.
Bijaknya tidak memaksakan mereka untuk toilet training ketika ia belum siap atau terlihat menolak. Soalnya, memaksakan sesuatu kepada mereka, akan memicu stress yang justru akan berakibat buruk terhadap pertumbuhanya.
Cara Melatih Anak untuk Melakukan Toilet Training
1. Mulai memperkenalkan toilet kepada anak
Mulailah perkenalkan kepada si kecil, fungsi penggunaan toilet untuk BAK dan BAB. Katakan kepada mereka jika ingin BAK atau BAB, lepas popok dan celana dalamnya, lalu ajak mereka ke toilet.
Akan lebih baik jika memulai dengan menggunakan pispot sebelum benar-benar berlatih menggunakan toilet sungguhan.
2. Memberikan contoh kepada mereka
Agar buah hati anda lebih familiar dengan toilet, sebaiknya contohkan kepada si kecil mengenai cara menggunakan toilet. Misalnya ketika Anda ingin BAK, ajak dia ke toilet, kemudian contohkan kepadanya lalu jelaskan apa yang sedang Anda lakukan.
Tahap selanjutnya mengenalkan cara menggunakan pispot khusus anak kepadanya. Anda dapat meletakkan pispot di kamar mandi kemudian ajari menggunakannnya selayaknya Anda sedang duduk di toilet duduk.
3. Mengajari anak cara penggunaan toilet
Agar memperlancar proses toilet training, Si kecil sebaiknya menggunakan celana yang mudah dilepas dan dikenakan secara mandiri. Lalu ajari cara penggunaan toilet seperti dibawah ini:
- Ajari cara duduk yang benar di kloset
- Mengajarinya cara menekan tombol flush ketika selesai BAK atau BAB
- Mengajarkan cara membersihkan alat kelaminnya setelah BAK dan BAB
- Mengajari cara yang benar mencuci tangan setiap selesai menggunakan toilet
- Memperlihatkan proses buang air seni atau tinja dari pispot ke kloset, apabila ia menggunakan pispot untuk BAK atau BAB (informasi ini penting untuk diberikan agar Si Kecil tahu tempat pembuangan terakhir air seni atau tinja adalah kloset)
4. Jadikan kegiatan ke toilet sebuah rutinias (Konsisten)
Jika memulai latihan buang air di pispot, lakukan dengan konsisten. Jadikan hal itu menjadi rutinitas anak.Pasalnya anak-anak itu umumnya menyukai rutinitas atau sesuatu yang kontinyu, sehingga akhirnya mereka menjadi terbiasa dengan kebiasaan barunya.
Contohnya, saat bocah bangun tidur, ajak dia untuk pergi ke toilet untuk BAK. Juga setelah sejam atau 45 menit si kecil mengonsumsi banyak cairan atau makan, ajak ia untuk duduk di pispot.
Dengan membiasakanya melakukan hal tersebut secara konsisten, dirinya akan mulai terbiasa BAK dan BAB di pispot atau toilet duduk. Agar tidak merasa bosan, bawa serta mainan kesayangannya ketika hendak ke toilet.
Yang juga tak kalah penting adalah Berikan pujian kepada Si Kecil atas aktivitasnya selama menjalani proses toilet training. Hal itu akan menambah kepercayaan dirinya di masa mendatang.
5. Ingatkan si Kecil jika merasa ingin pipis atau Pup
Mengutip situs id.theasianparent.com, anak-anak akan merasa senang jika diberikan kontrol. Mereka senang dipercaya bahwa mereka dapat melakukanya. Contohnya dengan menggunakan kata-kata ” Kasih tau yah kalau mau pipis “.
6. Buat Latihan Menjadi Menyenangkan
Si kecil berpotensi tertekan dengan latihan buang air besar di toilet. Mengatasi hal tersebut, lakukan latihan dengan bercerita, permainan seru atau membawa mainan yang mereka sukai.
Halo bunda demikianlah Tips Ampuh Cara Mengajari Anak Toilet Training . Semoga bermanfaat.