Beritakendari.com – Gelombang kedua virus covid-19 menyerang negara china. Hal tersebut ditandai dengan dilaporkanya kematian pertama sejak delapan bulan terakhir, Kamis (14/1/2021).
Sebelumnya, pemerintah china mencatat lonjakan harian terbesar kasus covid-19 dalam lima bulan terakhir.
Hal itu menunjukan kembali bangkitnya kasus covid 19 setelah sebelumnya kehidupan di negara komunis itu berangsur normal dan kasus bisa dimitigasi sejak pertengahan 2020 lalu. Imbasnya pemerintah kembali me-lockdown sejumlah kota di 4 provinsi dengan kasus virus corona terbanyak. Selain itu aturan pembatasan sosial juga ditingkatkan.
Melansir CNBC Indonesia, Rabu (13/1/2021), China lockdown tiga kota dengan jumlah penduduk 17 juta orang, Xintai dan Shijianzhuang di provinsi Hebei. Pemerintah perintahkan test massif di semua pemukiman, yang diyakini selesai dalam beberapa hari.
Selain itu transportasi ditiadakan di dua kota itu, sementara acara seperti pernikahan hingga pemakaman juga dibatalkan di provinsi tempat Konferensi Partai Komunis China ini biasa dilaksanakan.
Provinsi Hebei menjadi sentral kasus, sehingga pemerintah setempat berlakukan ‘status perang’. Status itu, belum ada kemungkinan untuk dicabut.
China juga lockdown kota dekat ibu kota Beijing di provinsi yang sama Langfang. Di hari yang sama Provinsi Heilongjiang juga mengumumkan keadaan darurat Covid-19 di kota Suihua dan me-lockdown 5,2 juta penduduknya.
Ibu kota Beijing sendiri sudah melakukan lockdown ke sejumlah distrik. Di Shunyi, sebuah distrik di timur laut Beijing yang mencakup Bandara Internasional Beijing serta desa-desa pedesaan, penduduk telah diperintahkan untuk tetap berada di dalam rumah sejak lonjakan kasus sebelum tahun baru.
Selain itu, dua provinsi lain yakni Shanxi dan Jilin telah memerintahkan warga tidak meninggalkan kota. Karantina juga diberlakukan bagi semua orang yang melakukan perjalanan jauh selama dua minggu di fasilitas pemerintah dan boleh meninggalkan kota setelah dua kali tes dilakukan.